Menyajikan Berbagai Berita, Peristiwa dan Informasi di Seputar Kota Kabupaten Blora dan Sekitarnya

Rabu, 03 Mei 2017

20 PSK dan Mucikari Todanan Dibina Polisi

Wakapolres memberikan pembinaan kepada para PSK di aula Mapolsek Todanan. (foto: dok-resbla)
BLORA. Jelang datangnya bulan Ramadhan, jajaran Polres Blora mulai melaksanakan pembinaan kepada para pekerja seks komersial (PSK) atau pelaku prostitusi beserta mucikarinya. Selasa (2/5/2017) lalu, setidaknya ada puluhan PSK plus mucikari yang diberikan pembinaan oleh Polres Blora.

Pembinaan dilakukan langsung oleh Wakil Kepala Kepolisian Resor Blora (Wakapolres Blora) Kompol Indriyanto Dian Purnomo, S.H. Ia memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para PSK dan mucikari dari lokalisasi “Mbah Ngasim” Desa Tinapan Kecamatan Todanan yang dikumpulkan di Mapolsek Todanan.

Sebelum terjaring dalam operasi "pekat" (penyakit masyarakat) yang akan digelar Kepolisian menjelang bulan suci Ramadhan, para PSK dan mucikari ini mendapatkan pembekalan agar tidak kembali menjajakan diri tetapi kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang akan di usulkan dari pihak Kepolisian kepada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A).Kabupaten Blora agar memberikan pembekalan ketrampilan kepada para PSK.

“Inilah upaya dari Kepolisian Polres Blora untuk mengurangi jumlah praktek prostitusi dan sebagai langkah preventif untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif,” ujar Kompol Indriyanto Dian Purnomo, S.H saat ditemui, kemarin.

PSK yang mengikuti pembinaan dari Wakapolres Blora tersebut, menurut Kapolsek Todanan AKP Sutrisno, S.H, seluruhnya berjumlah 20 orang plus mucikari. Upaya pembinaan ini, katanya, sebagai salah satu bentuk kepedulian untuk menekan jumlah PSK di Kabupaten Blora, sehingga mereka dapat kembali ke masyarakat dan menjalani profesi yang lebih layak dan tidak melanggar hukum.

“Kami sangat mendukung program pembinaan oleh Wakapolres Blora, sebelumnya kami sudah sering melakukan pembinaan yang sama seperti ini, akan tetapi seperti halnya “rumput setelah dicabut pasti tumbuh lagi”. Mereka kembali menjajakan diri, dengan berbagai alasan terutama masalah ekonomi dan masalah keluarga,” terang AKP Sutrisno.

Selama dalam proses pembinaan tersebut, Wakapolres Blora memberikan materi, antara lain tentang bimbingan rohani Ketuhanan yang Maha Esa, penegakan aturan dan hukum terhadap tindak asusila, serta aturan bermasyarkat saat mereka telah kembali pulang ke daerah asal. Polri berharap, para PSK setelah mengikuti kegiatan pembinaan sosial ini akan segera insyaf dan tidak mengulangi perbuatannya.

Salah seorang peserta penyuluhan yang mernolak disebut namanya, menyatakan, setelah mendengarkan materi pembinaan dan bimbingan rohani dari Wakapolres, sebetulnya dirinya tidak ingin menjadi PSK, akan tetapi kebutuhan ekonomi ditambah dirinya seorang janda yang mengurus 2 orang anak mengharuskan dirinya berprofesi seperti ini karena keterbatasan pendidikan, ketrampilan dan lapangan kerja.

Dirinya berjanji tidak akan kembali berprofesi sebagai PSK. Dia akan serius mengikuti pembekalan ketrampilan jika Dinas Sosial Kabupaten Blora membuka pelatihan kerja.

“Saya sudah capek kerja seperti ini pak, sudah 3 tahun, sebetulnya saya punya rencana akan berwiraswasta apabila sudah punya modal cukup. Karena saya tidak ingin terus hidup menjadi PSK,” katanya sambil tersendu. (ip-infoblora)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

SUARA BLORA MENYAJIKAN INFORMASI BERITA PERISTIWA SEPUTAR WILAYAH KOTA BLORA DAN SEKITARNYA

Sponsor